Rabu, 23 April 2014

App Studio – Membuat Aplikasi Windows Phone dengan Mudah tanpa Melakukan Pemrograman

app studio
Nokia Indonesia menyelenggarakan Windows Phone App Studio Workshop yang bekerjasama denganidWinPhone. Workshop ini bertujuan untuk memperkenalkan dan memberikan pelatihan cara menggunakan App Studio dalam membuat aplikasi Windows Phone.
App Studio sendiri merupakan sebuah perangkat terbaru yang dibuat oleh Microsoft untuk mengembangkan aplikasi berbasis Windows Phone dengan mudah tanpa perlu menguasai bahasa pemrograman. Hal ini dikarenakan aplikasi yang dibuat akan dibantu oleh App Studio untuk bisa langsung di-generate menjadi aplikasi yang siap untuk diterbitkan di Windows Phone Store.
Bagaimana Membuat Aplikasi Menggunakan App Studio?
Untuk mulai membuat aplikasi dengan App Studio, cukup masuk menggunakan akun email Microsoft (live.com atau outlook.com) pada laman situsnya. Setelah berhasil masuk, maka pengguna akan dihadapkan pada jenis pembuatan aplikasi mulai dari awal atau menggunakan template. Kebetulan pada workshop tersebut yang diajarkan adalah jenis pembuatan aplikasi mulai dari awal.
Dengan pembuatan dari awal, pengguna App Studio memulai dengan menuliskan informasi aplikasi yang terdiri dari logo, judul, deskripsi dan bawaan bahasa yang akan digunakan aplikasi ketika sudah jadi. Untuk bawaan bahasa, harus ditentukan sesuai dengan bahasa yang digunakan aplikasi agar tidak mendapatkan peringatan.
Tahap selanjutnya adalah menambahkan “Section” dan “Menu”. Untuk “Section”, pengguna bisa membuat menu seperti panorama yang bisa digeser ke kiri atau ke kanan untuk mencari konten yang telah dibuat saat menjadi aplikasi nanti. Sedangkan pada “Menu”, pengguna nantinya bisa membuat menu yang memberikan tautan langsung ke konten tanpa digeser saat menjadi aplikasi nanti. Untuk saat ini pengguna hanya dapat menambah maksimal 6 menu yang berkonten.
Konten dari menu aplikasi yang bisa dibuat menggunakan App Studio ini terdiri dari Collection, RSS, Youtube, Flickr, Bing dan HTML. Untuk mendapatkan kontennya pun cukup mudah karena pengguna akan diberikan petunjuk pada situs App Studio yang memudahkan penggunanya. Setelah membuat konten untuk aplikasi, selanjutnya dapat memilih “Style”, “Tiles”, “Splash Screen” dan “Lock Screen”.
Langkah terakhir, pengguna bisa langsung melakukan generate menjadi aplikasi Windows Phone 8. Hasil aplikasinya nanti dapat langsung untuk di submit pada Windows Phone Dev Center yang dimiliki oleh masing – masing pengembang aplikasi Windows Phone.
Aplikasi ini cukup mudah digunakan bagi semua kalangan, karena tidak memerlukan penguasaan tentang bahasa pemrograman dan pengguna dapat mengikuti instruksi petunjuk cara penggunaanya saat membuat aplikasi di App Studio ini. Selain itu perangkat ini dijalankan secara online sehingga tidak perlu meng-install apapun di komputer pengguna.
Apabila hasil aplikasi dirasa kurang maksimal saat dibuat dan ingin menambahkan fitur tertentu yang harus diprogram, maka pengembang aplikasi dapat mengambil source hasil generate aplikasi dan di-edit di Visual Studio 2012 ke atas. Bagi pengembang aplikasi yang ingin mencoba perangkat ini dapat mengunjungi langsung situs resminya App studio.
Source teknojurnal

Minggu, 23 Februari 2014

Cara Monetasi Aplikasi Mobile: Affiliate Marketing

Affiliate Marketing
Menjual produk orang lain melalui aplikasi mobile kita dan mendapatkan komisi? Kenapa tidak. Banyak pengembang aplikasi mobile di Indonesia yang saya lihat menggunakan model monetasi aplikasi berbayar, in-app-purchase, dan lainnya namun tidak banyak yang menggunakan modelaffiliate marketing setahu saya.

Err… Affiliate Marketing?

Mungkin salah satu alasan kenapa affiliate marketing tidak banyak diimplementasikan oleh pengembang aplikasi mobile di Indonesia adalah namanya yang cukup “mengerikan” terutama bagi pengembang aplikasi baru :) Tidak seperti model aplikasi berbayar atau freemium yang sudah umum dimengerti oleh banyak pengembang aplikasi mobile.
Affiliate marketing secara sederhana adalah model bisnis di mana seseorang pengembang aplikasi akan mendapatkan komisi jika pengguna aplikasinya membeli sebuah produk atau layanan dari pihak ketiga di aplikasi yang dibuat pengembang aplikasi tersebut.
Affiliate marketing sebetulnya sudah ada sejak dahulu dan terkenal di kalangan pengembang aplikasi web namun di kalangan pengembang aplikasi mobile nampaknya belum banyak yang mengimplementasikannya. Affiliate marketing di dunia aplikasi mobile menurut saya terbagi menjadi 2 yang mencolok yaitu affiliate marketing melalui banner iklan tradisional atau iklan “terselubung” melalui tautan di aplikasi.
Konsep Affiliate Marketing
Gambaran konsep affiliate marketingAdvertiser adalah penyedia affiliate marketing,publisher adalah pengembang aplikasinya,customer adalah pengguna aplikasi mobile-nya. [sumber gambar]

Contoh Aplikasi: Shazam

Shazam
Salah satu aplikasi yang berhasil memanfaatkan model bisnis affiliate marketing adalah Shazam. Saya yakin sebagian besar pembaca pernah mencoba aplikasi ini apalagi bagi yang hobi mendengar musik. Fitur paling terknal dari Shazam adalah fitur identifikasi musik dimana penggunanya dapat melihat informasi detail tentang musik yang sedang ia dengar baik itu musik yang dimainkan di cafehingga radio.
Ketika menggunakan fitur identifikasi musik di Shazam, salah satu info yang ditampilkan ke pengguna adalah di mana pengguna dapat membeli musiknya. Jika pengguna tersebut ingin membeli musiknya, maka akan diarahkan oleh Shazam ke layanan penyedia musik digital yang sudah bekerja sama dengan Shazam. Ketika pengguna sudah membeli musiknya, maka Shazam akan mendapatkan komisi dari harga pembelian musik tersebut.
Per tahunnya, Shazam dikabarkan berhasil menjual konten digital dengan nilai total sekitar US$300 juta. Jika dikalkulasikan dengan persentasi komisi affiliate marketing secara kasar (sebesar 5% dari harga konten), Shazam diperkirakan mendapat komisi sebesar US$15 juta dari total penjualan tersebut. Angka yang cukup besar bukan?

Penyedia Layanan Affiliate Marketing

Saat ini sudah banyak yang menyediakan layanan affiliate marketing untuk para pengembang aplikasi mobile. Di Indonesia sendiri juga sudah ada yang menawarkan ini ke para pengembang aplikasi.
Beberapa contohnya adalah

Tiket

Bagi masyarakat Indonesia yang senang bepergian kemungkinan besar sudah tidak asing lagi dengan Tiket. Tiket adalah salah satu produk buatan Indonesia yang menyediakan layanan pembelian pembelian tiket pesawat, hotel, kereta api, dan acara / konser.
Bagi pengembang aplikasi, Tiket menyediakan API yang dapat diimplementasikan di aplikasi sedang dibuat. Misal jika aplikasi yang dibuat adalah tentang wisata Indonesia, pengembang aplikasi dapat menyajikan fitur pembelian tiket perjalan kepada penggunanya menggunakan layanan dari Tiket ketika si pengguna sedang melihat informasi wisata Indonesia di aplikasinya. [tautan detail]

eBay

Sama dengan Tiket, eBay menyediakan API yang memberikan akses kepada pengembang aplikasi untuk mengakses data barang-barang yang dijual di eBay. Misal jika aplikasinya tentang daftar barang-barang unik di eBay, pengguna aplikasi dapat langsung membeli barang yang ditampilkan melalui aplikasi tersebut. [tautan detail]
Tidak berbeda jauh dengan eBay dan Tiket, iTunes juga menyediakan hal yang mirip hanya saja dengan jenis barang yang berbeda. Melalui fitur affiliate marketing di iTunes ini, misal jika aplikasi yang dibuat oleh pengembang aplikasi adalah tentang musik maka pengguna aplikasi tersebut dapat juga membeli musiksnya secara legal melalui iTunes. [tautan detail]
Ketiga layanan di atas sama-sama memberikan komisi ke pengembang aplikasi ketika pengguna aplikasinya membeli produk dari layanan tersebut melalui aplikasi aplikasinya. Persentasi komisi dan aturan affiliate marketing dari masing-masing layanan tersebut berbeda-beda tergantung kebijakan masing-masing.
Sebetulnya masih banyak layanan yang menyediakan affiliate marketing untuk pengembang aplikasi. Situs ProgrammableWeb pernah membuat artikel yang membuat daftar 39 layanan affiliate marketingyang mungkin menarik untuk dipelajari.

Ide Aplikasi

Menggunakan affiliate marketing sebagai model bisnis sebuah aplikasi, banyak yang bisa dikreasikan oleh para pengembang aplikasi. Salah satu ide aplikasi yang saya dapat adalah aplikasi seputar rekomendasi musik Indonesia harian yang menyajikan 10 musik Indonesia yang paling direkomendasikan tiap harinya dari berbagai kategori musik.
Pengguna dapat mendengar demo lagu musiknya dari aplikasi tersebut dan jika suka maka dapat membelinya via Amazon atau iTunes melalui tautan yang disediakan di aplikasi tersebut. Namun, melihat model umum pengguna ponsel (apalagi di Indonesia) sepertinya aplikasi semacam ini akan lebih laku jika dibuat untuk platform iOS.
MockupMockup ide aplikasi
Ini hanya ide sederhana dari saya dan saya yakin pengembang aplikasi dapat membuat ide-ide lainnya yang lebih menarik dan lebih berpotensi untuk mengeruk untuk melalui affiliate marketing.
Source teknojurnal

App Store Optimization: Bagaimana Sebuah Aplikasi Mobile Bisa Ditemukan Pengguna?

Browsing App Store
Lebih dari 2.000.000 adalah angka jumlah aplikasi mobile yang beredar di toko aplikasi di seluruh dunia saat ini. Secara kasar, artinya tiap 1 penguna akan dihadapakan dengan 2 juta pilihan saat mereka akan meng-install sesuatu di ponsel mereka. Dan, perlu diingat bahwa jumlah ini terus bertambah tiap harinya.
Melihat hal ini, permasalahan yang mucul adalah bagaimana pengguna bisa menemukan sebuah aplikasi mobile yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Kemudian juga bagaimana para pengembang aplikasi mobile bisa membuat target penggunanya mengunduh produk mereka di tengah lautan aplikasi mobile yang ada saat ini.
Oleh karena itu, cukup penting untuk mengetahui dari mana biasanya pengguna mengetahui tentang sebuah aplikasi dan optimalisasi apa yang bisa dilakukan saat membuat aplikasi mobile agar lebih mudah ditemukan oleh para pengguna ponsel. Artikel ini akan membahas sekilas mengenai 2 pertanyan tersebut.
Pertama, mari kita melihat data dari Apptentive yang menggambarkan darimana seorang pengguna menemukan sebuah aplikasi mobile. Data ini diambil dari responden yang dimiliki oleh Apptentive.
Apps Discovery MethodDari data di atas bisa kita lihat bahwa kebanyakan responden menemukan dan mengetahui sebuah aplikasi mobile dengan browsing di dalam toko aplikasi mobile. Selebihnya kebanyakan dari cerita mulut kemulut. Melihat ini bisa dikatakan bahwa optimalisasi pendeskripsian aplikasi mobile sangat penting supaya aplikasi yang dibuat bisa ditemukan saat pengguna mengetikan kata kunci di dalam sebuah toko aplikasi mobile. Metode optimalisasi ini biasa disebut ASO (App Store Optimization)

Apakah ASO itu ?

Secara umum ASO bisa didefinisikan sebagai proses optimalisasi aplikasi mobile untuk meningkatkan peringkat pencarian di dalam sebuah toko aplikasi. Semakin tingi peringkatnya maka kemungkinan pengguna melihat aplikasi tersebut makin tinggi. Semakin banyak dilihat maka kemungkinan konversi ke proses pengunduhan akan meningkat. Semakin tinggi jumlah unduhan maka akan semakin tinggi juga tingkat kepopuleran sebuah aplikasi. Begitu seterusnya hingga nantinya sebuah aplikasi bisa masuk ke dalam daftar top 10.
Untuk dapat melakukan proses ASO maka diperlukan pemahaman soal siapa target pengguna dari aplikasi tersebut, tren apa saja yang sedang berlangsung di dalam lingkungan mereka, dan lain sebagainya. Pemahaman tersebut kemudian akan dikonversi menjadi kata kata kunci (keyword) yang akan dimasukan ke dalam judul maupun deskripsi dari sebuah aplikasi mobile. Tentunya kata kata kunci yang dihasilkan haruslah memiliki volume pencarian yang tinggi dari pengguna supaya aplikasi tersebut semakin mudah “muncul” saat pengguna melakukan pencarian.
Secara keseluruhan proses ASO ini mirip mirip dengan proses SEO (Search Engine Optimization), sama-sama meningkatkan trafik pengguna lewat kata kunci. Perbedaanya hanya di platformnya saja.

Komponen Komponen Dasar ASO

Mari kita lihat beberapa komponen dasar yang bisa di optimalisasi dari sebuah pendeskripsian aplikasi mobile.

Judul

Kata kunci yang akan ditempatkan di judul sebuah aplikasi haruslah memiliki volume pencarian yang tinggi. Namun perlu diperhatikan bahwa terlalu sering mengganti judul aplikasi makan akan memberikan efek yang kurang baik. Kenapa? Karena jika judul terlalu sering berubah maka proses penyebaran aplikasi dari mulut kemulut akan sulit berjalan. Lebih baik sediakan waktu tersendiri untuk melakukan riset untuk menentukan judul atau nama dari sebuah aplikasi mobile.
Efek penggunaan kata kunci yang tepat pada judul aplikasi mobile
Efek penggunaan kata kunci yang tepat pada judul aplikasi mobile

Deskripsi

Lakukan riset kata-kata apa saja yang banyak dicari oleh segmen pengguna yang ditargetkan. Cara mudahnya adalah dengan memantau kata kunci yang digunakan kompetitor. Untuk bagian ini pergantian deskripsi bisa dilakukan sesering mungkin dan seperlunya tentunya dengan memantau perkembangan tingkat kepopuleran kata kata kunci yang ada dalam deskripsi.
Gunakan layanan tambahan seperti Google AdWords ToolsStraply, hingga laynan berbayar seperti AppCodes dan MobileDevHQ. Layanan-layanan yang disebutkan tadi berguna untuk memantau kata-kata kunci yang ada di dalam deskripsi aplikasi dan juga memberikan saran kata kunci apa saja yang berpotensi untuk digunakan. Selain itu pengembang aplikasi juga bisa memantau kata kata kunci yang digunakan oleh kompetitornya.
Dua komponen di atas adalah sebagian kecil dari hal-hal lain yang bisa di optimalisasi. Tapi, kedua hal tersebut adalah komponen dasar yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan sebuah aplikasimobile saat ini. Jika kedua komponen tersebut tidak dioptimalkan maka kanal terbesar untuk meningkatkan jumlah unduhan aplikasi tidak akan didapatkan. Bahkan, kemungkinan aplikasinya dilihat oleh pengguna akan semakin kecil.
Ada fakta menarik yang saya temukan dalam sebuah infografis keluaran Trendblog yaitu sebesar 75% pengguna mengunduh aplikasi dari top chart tanpa sebelumnya mendengar tentang aplikasi tersebut. Artinya jika sudah ada di daftar top chart maka pengguna tidak akan ragu untuk mengunduh aplikasi tersebut.
Saya sendiri pun biasanya lebih memilih aplikasi yang peringkatnya lebih tinggi ketika saya melakukan pencarian di toko aplikasi tanpa melakukan pengecekan review aplikasi tersebut di Internet. Jika aplikasinya bagus akan saya pakai, jika tidak saya akan hapus.
Kesimpulan singkat dari pembahasan di atas adalah proses pembuatan aplikasi mobile modern saat ini sudah melibatkan banyak faktor tidak hanya faktor kecanggihan fitur, keindahan antarmuka, atau konten saja. Kemudahan pengguna dalam menemukan produk aplikasi mobile juga harus dipertimbangkan. Kanal distribusi aplikasi mobile memang sudah memilliki jalur tersendiri (lewat toko aplikasi) tapi tetap harus dioptimalisasi.
Source teknojurnal

Toko Aplikasi Alternatif yang Potensial Untuk Para Pengembang Aplikasi Mobile

App Store - 1Toko aplikasi sudah pasti kini menjadi favorit para pengembang aplikasi untuk mendistribusikan aplikasinya. Tiap platform aplikasi juga sudah memiliki toko aplikasi resmi masing-masing sebut saja Google Play untuk Android, App Store untuk iOS, Nokia Store untuk Nokia S40, hingga BlackBerry World untuk BlackBerry. Namun, selain toko aplikasi resmi tersebut ada juga toko aplikasi alternatif yang berpotensial.

Alasan Untuk Menggunakan Toko Aplikasi Alternatif

Ada banyak alasan kenapa toko aplikasi alternatif wajib dilirik oleh para pengembang aplikasi menurut saya, beberapa di antaranya adalah:

Kartu Kredit

Kebanyakan toko aplikasi alternatif tidak memerlukan kartu kredit bagi pengembang aplikasi ketika registrasi. Hal ini penting melihat beberapa toko aplikasi resmi memerlukan kartu kredit ketika registrasi contohnya Google Play. Bagi pengembang aplikasi Android di Indonesia yang tidak memiliki kartu kredit, tentu hal ini menyulitkan.

Review Aplikasi

Kebanyakan toko aplikasi alternatif tidak terlalu ketat soal konten dan materi promosi yang digunakan di aplikasi kita. Sebagai contoh adalah di Nokia Store, jika kita menggunakan kata kunci di aplikasi kita yang kata kuncinya ada merek dagang seperti Facebook atau Twitter maka akan ditolak oleh tim review Nokia Store. Hal ini berbeda di Opera Store di mana kita bebas menggunakan kata kunci apa saja.

Monetasi dan Promosi Aplikasi

Beberapa toko aplikasi alternatif menyediakan layanan tambahan tersendiri untuk para pengembang aplikasi yang dapat membantu mereka baik itu dalam hal memonetasi aplikasi ataupun memasarkan aplikasi mereka. Contohnya adalah GetJar dan Opera Store menyediakan layanan promosi berbayar untuk aplikasi yang dirilis di tempat mereka.
Untuk soal monetasi, beberapa toko aplikasi alternatif juga memiliki model monetasi masing-masing yang dapat dimanfaatkan dengan mudah. Untuk pengembang aplikasi Android di Indonesia, merilis aplikasi berbayar di Google Play saat ini tidak memungkinkan dikarenakan Indonesia masih belum termasuk dalam daftar mereka namun pengembang aplikasi Android di Indonesia dapat merilis aplikasi berbayarnya di Opera Store maupun GetJar.

Kenapa Tidak?

Sebetulnya masih banyak alasan kenapa pengembang aplikasi harus merlirik toko aplikasi alternatif, namun menurut saya alasan yang paling kuat adalah “kenapa tidak?”. Semakin banyak jalur distribusi yang kita gunakan untuk mendistribusikan aplikasi kita semakin bagus bukan? Apalagi melihat merilis aplikasi di toko aplikasi resmi tidaklah sulit dan tidak memakan banyak waktu.

Contoh Toko Aplikasi Alternatif

Berikut adalah daftar toko aplikasi alternatif, beberapa di antaranya seperti GetJar, Opera Store, dan Mobango sudah saya coba langsung sendiri. 
Toko Aplikasi Digital Alternatif
Hampir semua toko aplikasi di atas memiliki fitur standar dari sebuah toko aplikasi. Yang paling penting adalah kesemua toko aplikasi tersebut sudah memiliki portal untuk pengembang aplikasi di mana mereka dapat mengatur aplikasi mereka di toko aplikasi tersebut.
Untuk Opera Store, toko aplikasi ini agak unik karena kita dapat merilis aplikasi baru dengan cepat di tempat tersebut. Opera Store sepertinya tidak melakukan proses pemeriksaan yang ketat ketika pengembang aplikasi merilis aplikasi di tempat mereka.
Di MobileRated, pengembang aplikasi dapat mengunggah banyak aplikasi sekaligus namun di toko aplikasi ini portal untuk pengembang aplikasinya kurang bagus dan pengembang aplikasi juga tidak dapat melihat statistik unduhan dari aplikasi mereka secara detail.
Untuk aplikasi iOS, GetJar menyebutkan bahwa mereka mendukung tipe aplikasi tersebut namun ketika saya coba tidak jelas bagaimana pengguna bisa mengunduh aplikasi iOS dari GetJar. Opera Store juga mendukung aplikasi iOS namun bentuknya hanya tautan unduhan aplikasinya di Apple App Store.

Memanfaatkan Toko Aplikasi Alternatif

Seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya, saya sendiri sudah mencoba menggunakan beberapa toko aplikasi alternatif. Untuk nama aplikasi yang saya gunakan tidak bisa saya sebutkan dikarenakan saya terikat perjanjian dengan pihak ketiga untuk aplikasi tersebut namun jenis aplikasinya adalah aplikasi sosial dan ditargetkan untuk platform Nokia S40.
Awalnya, apikasinya hanya dirilis di toko aplikasi Nokia Store. Untuk mendorong jumlah unduhan, saya coba untuk merilis aplikasi tersebut di beberapa toko aplikasi alternatif seperti GetJar, Opera Store, Mobango, dan Mobile Rated. Hasilnya cukup bagus karena kini dalam 1 bulan saya bisa mendapatkan hampir 3 kali lipat unduhan dari aplikasi tersebut per bulannya dibandingkan ketika aplikasinya hanya dirilis di Nokia Store.
Statistik Download
Porsi unduhan dari tiap toko aplikasi dari aplikasi yang saya rilis
Tiap toko aplikasi alternatif memiliki karakteristik tersendiri masing-masing. Bereksperimen dengan masing-masing toko aplikasi alternatif adalah cara yang paling mudah untuk menemukan formula yang tepat dalam merilis aplikasi di toko-toko tersebut.
Beberapa toko aplikasi alternatif tidak menyediakan portal bagi pengembang aplikasi sehingga menyulitkan pengembang aplikasi. Ada juga toko aplikasi alternatif yang memiliki portal bagi pengembang aplikasi namun fitur yang disajikan sangat minim.
Jangan lupa juga untuk membuat materi promosi yang menarik dan menggunakan kata kunci yang tepat agar aplikasi yang kita rilis di toko aplikasi alternatif dapat menarik banyak pengguna dengan mudah.
Source teknojurnal

Pencurian Pulsa Masih Ada… dan Salah Satunya Lewat Memencet Iklan di Handphone

Thief - 1
Awalnya, saya tertarik untuk mencoba sebuah game di Google Play yang sering muncul di jajaran apikasi “Top Free”. Setelah saya coba memainkan game-nya untuk beberapa waktu, muncul sebuah iklan. Nah… ini lah awal mula tiba-tiba pulsa saya berkurang.
Salah satu yang saya biasa lakukan ketika mengetes sebuah aplikasi adalah memencet iklan yang ditampilkan, yah hitung-hitung sebagai timbal balik untuk pengembang aplikasinya apalagi jika aplikasinya gratis. Namun untuk kasus ini, iklannya bukan iklan biasa melainkan iklan yang tiba-tiba menyedot pulsa saya. Di ponsel saya tiba-tiba masuk SMS yang isinya adalah terima kasih saya telah mengunduh suatu konten. Tentu saja saya bingung karena saya tidak merasa mengunduh suatu konten terentu.

Proses Pencurian Pulsa

Didorong oleh rasa penasaran saya untuk mencari tahu kenapa tiba-tiba ada SMS tersebut, saya mencoba lagi game-nya dan kembali mengklik salah satu iklan (kali ini saya mengklik iklan yang ditampilkan ketika bermain game-nya). Dan perlu dicatat saya tidak memencet tombol konfirmasi saya setuju dengan konten premiumnya. Lagi-lagi saya mendapat SMS bahwa saya telah mengunduh suatu konten dan pulsa saya tersedot.
Secara detail prosesnya adalah sebagai berikut:
  1. Pengguna mengklik sebuah iklan
  2. Pengguna dialihkan ke sebuah halaman web yang menawarkan konten premium
  3. Pengguna mendadak mendapatkan SMS bahwa dia telah membeli konten premium tersebut walaupun sebelumnya tidak menyetujui apa-apa
Selain pulsa saya disedot untuk menguduh sebuah konten premium, saya juga mendapatkan iklan yang secara otomatis meregistrasikan saya untuk berlangganan sebuah layanan SMS premium. Yang model berlangganan ini lebih berbahaya karena tiap hari pulsa pengguna akan tersedot secara otomatis.
proses pencurian
Proses pencurian pulsa
Dari semua iklan yang ditampilkan di game tersebut sebetulnya tidak semuanya menyedot pulsa. Ada beberapa iklan yang ketika saya pencet hanya mengarahkan saya untuk mengunduh sebuah aplikasi di Google Play. Namun, entah kenapa rasio iklan yang menyedot pulsa dan iklan biasa lebih besar iklan yang menyedot pulsa
Dari cerita saya bisa dilihat bahwa praktek pencurian pulsa masih ada. Dan salah satu caranya adalah dengan menggunakan iklan yang jika dipencet akan langsung menarik pulsa penggunanya untuk mengunduh suatu konten tertentu atau berlangganan sebuah konten.

Apakah ini Salah Pengembang Aplikasi?

Ada kemungkinan pengembang aplikasinya sendiri tidak tahu bahwa aplikasinya menampilkan iklan yang menyedot pulsa pengguna aplikasinya. Berdasarkan informasi yang saya dapatkan dari teman saya yang juga seorang pengembang aplikasi, salah satu aplikasinya pernah menampilkan iklan yang menyedot pulsa pengguna.
Ia sendiri mengatakan bahwa ia kecolongan untuk hal ini karena mereka awalnya tidak tahu dan mempercayakan iklan yang ditampilkan kepada layanan penyedia iklan. Teman saya tersebut pernah mengontak penyedia iklannya namun tidak mendapatkan jawaban yang jelas dan tidak ada informasi lebih lanjut.
Hal menarik lainnya adalah menurut teman saya iklan yang mencolong pulsa ini lebih banyak muncul jika pengguna ponselnya menggunakan salah satu operator seluler terbesar di Indonesia dikombinasikan dengan salah satu penyedia iklan.

Lalu Siapakah yang Salah?

Siapakah yang salah di sini? Apakah pengembang aplikasinya? Apakah penyedia iklannya? Apakah yang mengiklan? Apakah operatornya? Atau apakah semuanya? Agak sulit menurut saya memastikan siapa saja sebetulnya yang salah karena ini bukan soal satu atau dua pihak saja tapi mengenai banyak pihak.
Mengesampingkan soal siapa yang salah, yang sudah pasti adalah bagi pengguna ponsel harus semakin hati-hati dalam memencet sebuah iklan. Apalagi jika iklannya sudah langsung menampilkan embel-embel mengunduh sebuah konten dengan harga tertentu.
Bagi pengembang aplikasi juga harus berhati-hati soal iklan yang ditampilkan di aplikasinya. Namun saya juga mengerti bahwa bukanlah hal yang mudah bagi pengembang aplikasi untuk terus memantau iklan yang ditampilkan di aplikasinya. Dan juga bukanlah perkara mudah bagi pengembang aplikasi untuk tidak memasang iklan di aplikasinya apalagi jika aplikasinya gratis.
Source teknojurnal

Google Chromecast – Teknologi Untuk Menonton Video Streaming melalui TV

chromecast-plugged-in
Setelah beberapa waktu lalu Google meluncurkan Google TV, kini perusahaan raksasa IT ini memunculkan teknologi baru untuk memutar video di TV yang bernama Google Chromecast. Bisa dibilang ini adalah pengembangan produk dari chrome itu sendiri. Peluncuran produk ini tidak menandakan bahwa Google TV akan mati, malahan Google TV ini nantinya akan membantu pengembangan Chromecast kedepannya.
Chromecast merupakan dongle yang akan menambahkan fungsi ponsel pintar yang kita punya menjadi sebuah remot. Pihak Google mengatakan dalam peluncurannya bahwa Chromecast akan bisa digunakan melalui semua platform yang bisa menjalankan Chrome, antara lain: perangkat Android, PC Windows, bahkan Mac. Selain menyediakan konten YouTube, Chromecast juga bisa menampilkan konten video yang berasal dari Netflix. Kedepannya Google akan bekerjasama dengan Pandora untuk bisa menghadirkan konten audio kedalam Chromecast.
Berikut ini adalah detil spesifikasi teknis dari Chromecast:
Hardware
  • Panjang 2.83 inches
  • Lebar 1.38 inches
  • Ketebalan 0.47 inches
  • Berat 0.075 pounds
  • Pilihan warna: Hitam
  • HDMI output(s)  1
  • USB
Software
  • Media streaming: Chromecast
  • Pendukung utama aplikasi: Netflix, YouTube
Konektifitas
  • Wi-Fi support      802.11b, 802.11g, 802.11n
Masuknya Google Chromecast ke pasaran akan menjadikan teknologi ini penantang bagi AirPlay. Namun sedikit berbeda, AirPlay hanya bisa digunakan pada setiap perangkat iPad, iPhone, dan hampir semua Mac terbaru. Untuk menggunakannya kita harus membeli AppleTV seharga $99. Mungkin dari sini bisa kita ambil kesimpulan bahwa Chromecast sedikit lebih fleksibel dari AirPlay milik Mac dalam hal perangkat yang digunakan.
Google menawarkan Chromecast ke pasaran hanya dengan harga $35. Produk ini akan tersedia diAmazon.com dan BestBuy. Kabar baiknya API dari Chromecast ini akan dilepas oleh Google kepada pengembang aplikasi untuk memperkaya fungsi dan konten dari Chromecast tersebut.
Source teknojurnal

Memanfaatkan Tequila Planet Untuk Memonetasikan Game Melalui In-App-Purchase

Tequila Planet
Tequila Planet, sebuah nama yang awalnya agak membuat saya bingung ketika saya mendengar nama ini dari teman saya pada tahun lalu. Yang jelas Tequila Planet bukan tentang seputar minuman beralkohol :D Jauh dari seputar dunia minuman beralkohol, Tequila Planet sebetulnya adalah sebuah mobile social platform yang memiliki kanal distribusi dan dukungan marketing yang luas untuk para pengembang aplikasi.
Yang menarik dari platform Tequila Planet ini adalah mereka menyediakan fitur in-app-billing untuk aplikasi Android, Java Me, maupun BlackBerry dan fitur ini sudah didukung oleh ratusan operator seluler di puluhan negara. Dengan in-app-billing ini, pengembang aplikasi dapat mengimplementasikan model in-app-purchase untuk menjual konten digital dari dalam aplikasinya. Contoh paling sederhana adalah menjual “kristal” di dalam sebuah game agar pemainnya dapat menyelesaikan game dengan lebih cepat.

In-App-Purchase

IAP Statistic
Statistik perbandingan pemasukan aplikasi di iOS pada bulan Februari 2013 (IAP = in-ap-purchase). Statistik diambil dari laporan Distimo.
Untuk jenis aplikasi yang sangat ditekankan di Tequila Planet dalam memanfaatkan in-app-purchase ini adalah freemium game. Kenapa? Hal ini dikarenakan mayoritas aplikasi yang dapat memaksimalkan manfaat dari in-app-purchase adalah game yang dapat diunduh secara gratis. Situasi ini terjadi di banyak platform baik itu iOS, Android, dan lainnya apalagi untuk Android penggunanya sudah terarah untuk lebih mengunduh game yang gratis.
Kini kita dengan mudah dapat menemukan sebuah game yang awalnya gratis ketika diunduh namun di dalam game-nya disuguhkan banyak virtual item yang dijual oleh pengembang game-nya. Dunia game sudah berbeda dibanding sebelumnya di mana dulu game berbayar masih menjadi raja dan distribusi game-nya masih didominasi oleh perangkat distribusi fisik seperti CD.

Bagaimana Tequila Planet dapat membantu pengembang aplikasi untuk in-app-purchase?

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, Tequila Planet sudah menyediakan in-app-billing yang sudah didukung oleh banyak operator di banyak negara agar para pengembang aplikasi dapat meingmplementasikan fitur in-app-purchase yang dinikmati oleh banyak orang di banyak negara. Hal ini penting karena tanpa layanan in-app-billing yang bagus maka akan kurang optimal pengimplementasian fitur in-app-purchase.
Terutama untuk pengembang aplikasi Indonesia dan apalagi yang mengembangkan aplikasi Android, masih banyak keterbatasan dalam mengimplementasikan in-app-purchase menggunakan layanan yang disediakan oleh toko aplikasi besar. Contoh di Google Play, hingga saat ini pengembang aplikasi belum dapat menggunakan layanan in-app-biling dari Google. Di Nokia Store layanan in-app-billing-nya masih dalam tahap beta dan baru mendukung sedikit ponsel. Dengan adanya situasi ini, pengembang aplikasi dapat menggunakan layanan in-app-billing dari pihak ketiga seperti Tequila Planet.
IAP User Flow di Tequila Planet
Alur in-app-purchase di aplikasi yang menggunakan layanan in-app-billing Tequila Planet
Layanan in-app-billing yang bagus sebetulnya masih kurang agar pengembang aplikasi dapat meraup banyak uang dari aplikasinya. Percuma saja jika kita sudah membuat sebuah aplikasi yang berkualitas dan mengimplementasikan in-app-purchase namun tidak ada atau hanya sedikit yang mengunduh aplikasi kita. Satu lagi yang dibutuhkan oleh pengembang aplikasi (terutama yang masih muda) adalah bantuan marketing.
Salah satu yang saya suka lagi dari Tequila Planet adalah mereka intens membantu para pengembang aplikasi yang tergabung di platform mereka dalam hal marketing. Sebagai pengetahuan saja, biaya marketing sebuah aplikasi itu sebetulnya mahal dan sering kali malah lebih mahal daripada biaya pengembangan aplikasinya itu sendiri. Pernah beberapa teman saya yang juga seorang pengembang aplikasi ditawarkan jasa marketing namun dengan harga puluhan juta rupiah. Tentu itu bukan nilai yang mudah untuk disediakan bagi pengembang aplikasi apalagi jika perusahaan mereka masih muda dan tidak memiliki investor.
Melihat kebanyakan tim pengembang aplikasi di Indonesia yang saya tahu terdiri dari orang teknis semua, bantuan marketing ini akan menjadi sangat berharga untuk mempromosikan aplikasi mereka agar semakin banyak yang menggunakan dan ujung-ujungnya semakin banyak yang membeli konten digital yang mereka jual di dalam aplikasinya.
Selain bantuan marketing dan layanan in-app-billing, Tequila Planet juga menyediakan berbagai macam bantuan lainnya untuk para pengembang aplikasi seperti guideline, saran-saran, hingga bantuan teknis.

Contoh Game

Sudah ada beberapa game yang sukses mendulang uang dari pengimplementasian in-app-purchasemenggunakan layanan in-app-billing dari Tequila Planet. Untuk di Indonesia sendiri juga sebetulnya sudah ada studio game yang bekerja sama dengan Tequila Planet dan berhasil meraup banyak uang yaitu Studio Independent.

Warships: Sea on Fire (Link Unduh)

Warships-Sea-on-Fire

Outlaw Racing 2011 (Link Unduh)

Outlaw-Racing-2011

Fantasy Kingdom Defense (Link Unduh)

Fantasy-Kingdom-Defense

Menggunakan Layanan Tequila Planet

Bagi pengembang aplikasi yang perusahaannya ingin menggunakan layanan Tequila Planet dapat meregistrasikan dirinya di situs Tequila Planet. Nantinya akan dicek oleh tim Tequila Planet soal apakah perusahaannya akan disetujui atau tidak untuk menggunakan layanan mareka karena hingga saat ini Tequila Planet sistem pendaftarannya adalah invitation only.
Source Jurnaltekno

Learn English Chinese – Belajar Bahasa Inggris dan Cina secara Menyenangkan

logoMungkin sebagian pembaca masih ingat dengan Baby Write Number, Baby Scratch Animal maupun Baby Flash Card yang dibuat oleh perusahaan lokal,Konsep Dot NetSoftware house ini menanamkan nilai pendidikan di hampir setiap aplikasi buatannya. Nah, kali ini Konsep Dot Net kembali mengembangkan aplikasi dengan konsep yang agak mirip, Learn English Chinese.
Learn English Chinese merupakan sebuah aplikasi berbasis Windows Phone 8 yang ditujukan kepada orang – orang untuk belajar bahasa Inggris dan Cina yang disajikan dalam bentuk gambar yang menarik. Beberapa kategori menu gambar yang tersedia, yaitu : “Fruit”,”Number”, “Color”, “Water”, “Pet”, “Wild”, “Insect”, “Vegetable”, “Shape”, “Vehicle”, dan “Bodypart”. Dalam kategori tersebut terdapat beberapa gambar yang akan dituliskan dalam bahasa Inggris yang kemudian dapat diubah menjadi bahasa Cina.
Tampilan dari aplikasi ini cukup menarik dengan desain karakter yang imut penuh warna sehingga anak – anak akan tertarik. Untuk menggunakannya, pengguna akan dihadapkan pada halaman awal yang terdiri dari menu utama, bantuan, dan pengaturan. Nantinya saat pengguna memilih menu utama “Learn”, akan dihadapkan pada halaman kategori gambar yang telah aktif, yaitu “Fruit dan Number”, sedangkan kategori gambar lainnya belum aktif. Pengguna dapat mengaktifkan dua kategori menu lagi dengan melakukan rating terhadap aplikasi ini. Namun untuk bisa mengaktifkan kategori yang lainnya pengguna harus membelinya.
123
Tampilan Aplikasi “Learn English Chinese”
Ketika pengguna memilih kategori menu Fruit, maka akan ditampilkan gambar buah dengan tulisan dan suara dalam bahasa inggris. Untuk menjadi bahasa cina, pengguna cukup menekan di area gambar apel atau tanda panah. Apabila ingin mendengarkan pelafalan dalam bahasa cinanya, maka pengguna cukup menekan bendera cina yang ada pada tampilan aplikasi. Apabila dalam mode bahasa Cina, maka akan ditampilkan huruf kaligrafi Cina disertai tulisan untuk diucapkannya.
Pengguna tidak perlu khawatir apabila masih kurang mengerti cara menggunakan Aplikasi “Learn English Chinese”, maka dapat melihat tata cara penggunaannya di menu bantuan. Selain itu, pengguna dapat mengatur cara penyajian aplikasi mulai dari kaligrafi cina dari yang tradisional atau simpel dan urutan gambar secara acak atau alfabet.
Menurut saya aplikasi ini sederhana dalam penggunaannya namun pesan edukasi ini dengan efektif dan efisien dapat tersampaikan kepada penggunanya. Bagi pengguna ponsel berbasis Windows Phone yang ingin mencoba mengajarkan anaknya bahasa Cina Inggris, ada baiknya mencoba untuk mengajarkan anaknya menggunakan aplikasi ini. Beberapa kategori dalam aplikasi ini in app purchase, namun sebagai awalan, pengguna dapat mengunduh aplikasinya secara gratis di Windows Phone Store
Source Jurnaltekno

ChordPlus – Aplikasi Menyenangkan untuk Belajar Bermain Gitar

chordplus logoBagi sebagian orang yang baru bermain gitar atau mungkin yang sudah bisa bermain gitar akan mencari kunci untuk memainkan sebuah lagu. Dengan adanya kunci ini akan menjadi dasar nada dari sebuah lagu yang dimainkan. Chord atau kunci adalah harmonisasi 2 nada atau lebih yang dihasilkan ketika dimainkan secara bersamaan. Biasanya banyak yang mencari chord tersebut di berbagai situs menggunakan mesin pencari google, namun terkadang tidak ketemu hasilnya. Untuk itu developer asal Surabaya, CodeTalk membuat sebuah aplikasi berisikan kumpulan kunci gitar dari beberapa lagu, aplikasi tersebut bernama ChordPlus.
ChordPlus merupakan sebuah aplikasi android yang berisikan kumpulan lirik & chord lagu Indonesia populer. Aplikasi ini cocok digunakan oleh siapa saja mulai dari musisi/penyanyi pemula sampai profesional. Selain itu Aplikasi ini cukup baik untuk digunakan oleh orang yang sedang belajar bermain gitar karena didalamnya juga berisi diagram chord gitar (kunci gitar).
Tampilan dari aplikasi ini cukup sederhana, hanya terdiri dari beberapa menu di halaman utama yang membuat penggunanya lebih mudah dalam mengakses kunci gitar dan lirik dari lagu yang terdapat di dalamnya. Menu utama terdiri dari “search“, “new“, “song“, “artist“, “diagram” dan “history“. Namun apabila pengguna ingin mencoba menemukan kunci dan lirik lagu dengan cepat dapat menggunakan menu “search” yang bisa dicari berdasarkan kata kunci dari musisi ataupun judul lagunya.
4 1 2
Tampilan aplikasi ChordPlus
Apabila pengguna lupa judul atau musisi yang ingin dilihat lirik dan kunci gitarnya, dapat memilih menu “song” maupun “artist” yang akan menampilkan pilihan berdasarkan abjad mulai dari a sampai z. Hal yang menarik dari aplikasi ini ada pada menu “diagram“. Menu tersebut berisi berbagai kunci untuk memainkan gitar, mulai dari C hingga B11, dan disaat bersamaan kunci yang dimainkan bisa dilihat secara visual dengan model diagram, hampir sama dengan tampilan baris senar di gitar.
3
Menu “diagram” pada aplikasi ChordPlus
Aplikasi ini dapat diupdate diagram kunci gitarnya. Tentunya pengguna membutuhkan koneksi internet untuk mengakses database lirik dan chord, meskipun begitu pengguna dapat menyimpan lirik lagu yang didapat ke dalam SD Card ponsel android. ChordPlus memang cocok bagi pengguna yang ingin bermain gitar, mulai dari anak muda hingga orangtua. Bagi pembaca yang penasaran ingin mencoba aplikasi ini dapat mengunduhnya di Google Play.
Source Jurnaltekno

Sabtu, 22 Februari 2014

Syarat-Syarat Untuk Mendaftar Sebagai Pengembang Aplikasi di Toko Aplikasi

Kebanyakan pengembang aplikasi mobile baru yang saya temui sering menanyakan persyaratan untuk registrasi sebagai pengembang aplikasi di toko-toko aplikasi besar. Melihat seringnya pertanyaan tersebut diajukan, saya merekap hal-hal utama apa saja yang perlu diperhatikan untuk registrasi di toko-toko aplikasi besar seperti Google Play, App Store, BlackBerry World, Nokia Store, dan Windows Phone Store.
Google Play
Google Play
Platform: Android
Biaya registrasi: USD 25
Kartu kredit untuk registrasi: Perlu
Proses persetujuan aplikasi: Cepat dan Mudah
Opsi pembelian konten: Potong pulsa, kartu kredit, gift card, Google Play balance
Persentase penjualan yang diterima: 70%
Aplikasi berbayar: Indonesia belum didukung
In-app-purchase: Indonesia belum didukung
Fleksibilitas harga: Didukung
Situs pengembang aplikasi: http://developer.android.com/
CatatanGoogle Play hingga saat ini masih belum membuka Google Wallet Merchant untuk Indonesia yang mana diperlukan jika pengembang aplikasi ingin memanfaatkan fitur aplikasi berbayar dan in-app-pucrhase menggunakan layanan Google. Sebetulnya hal ini bisa diakali dengan menggunakan layanan pihak ketiga namun secara resminya Google tidak memperbolehkan pengembang aplikasi menggunakan layanan billing dari pihak ke-3 di Google Play (tidak masalah di toko aplikasi Android lain).

App Store

App Store
Platform: iOS
Biaya registrasi: USD 99 / tahun
Kartu kredit untuk registrasi: Perlu
Proses persetujuan aplikasi: Sulit dan sering kali lama
Opsi pembelian konten: Kartu kredit, gift card
Persentase penjualan yang diterima: 70%
Aplikasi berbayar: Didukung
In-app-purchase: Didukung
Fleksibilitas harga: Didukung
Situs pengembang aplikasi: https://developer.apple.com/programs/ios/
CatatanDi antara semua toko aplikasi besar, App Store dari Apple bisa dibilang yang paling ketat proses evaluasi aplikasinya dan harga registrasi untuk menjadi developer di App Store pun tidak murah. Namun dari tingginya tuntutan dari App Store, App Store juga bisa dibilang toko aplikasi yang paling berpontesi bagi para pengembang aplikasi untuk meraup untung. Sudah banyak laporan analisa yang menyatakan bahwa App Store menawarkan peluang yang besar dalam hal monetasi.

BlackBerry World

BlackBerry World
Platform: BlackBerry OS, BlackBerry Tablet OS, BlackBerry 10 OS
Biaya registrasi: Gratis
Kartu kredit untuk registrasi: Tidak perlu
Proses persetujuan aplikasi: Sedang
Opsi pembelian konten: Potong pulsa, kartu kredit, PayPal
Persentase penjualan yang diterima: 70%
Aplikasi berbayar: Didukung
In-app-purchase: Didukung
Fleksibilitas harga: Didukung
Situs pengembang aplikasi: https://developer.blackberry.com/
CatatanJika mendaftar sebagai BlackBerry World Vendor untuk dapat merilis aplikasi di BlackBerry World, terkadang proses persetujuannya lama. Jika hal ini terjadi, kirim saja email melalui formulir kontak di situs BlackBerry World Vendor dan semoga bisa dipercepat. Di Indonesia ada representatif BlackBerry, Didiet Noor, yang dapat membantu pengembang aplikasi untuk berbagai macam urusan seputar pengembangan dan distribusi aplikasi. Khusus untuk platform BlackBerry 10, pengembang aplikasi Android dapat dengan mudah mem-porting aplikasinya ke BlackBerry 10 untuk kemudian dirilis di BlackBerry World.

Nokia Store

Nokia Store
Platform: Symbian, MeeGo, Maemo, S40
Biaya registrasi: 1€ (bisa gratis untuk Indonesia)
Kartu kredit untuk registrasi: Perlu (bisa dilewati untuk Indonesia)
Proses review aplikasi: Sedang (sekitar 7 hari)
Opsi pembelian konten: Potong pulsa, kartu kredit
Persentase penjualan yang diterima: 70%
Aplikasi berbayar: Didukung
In-app-purchase: Didukung tapi tidak untuk semua jenis ponsel
Fleksibilitas harga: Didukung
Situs pengembang aplikasi: http://developer.nokia.com/
CatatanRegistrasi di Nokia Store untuk publikasi aplikasi secara resmi harusnya bayar namun seperti yang pernah diterangkan oleh Mohamad Iqbal (presiden Nokia Indonesia Community Enthusiast saat ini) menyatakan khusus untuk pengembang aplikasi asal Indonesia dapat melewati proses pembayaran ini. Untuk melewati proses ini dapat mengirim email ke Mohamad Iqbal di moh.iqbal[at]outlook.com. Jika membutuhkan bantuan seputar Nokia Store dapat juga mengontak representatif Nokia di Indonesia,Narenda Wicaksono.

Windows Phone Store

Windows Phone Store
Platform: Windows Phone
Biaya registrasi: USD 99 / tahun (gratis jika teregistrasi di DreamSpark Student)
Kartu kredit untuk registrasi: Perlu (tidak jika registrasinya gratis)
Proses review aplikasi: Sedang (paling lama 7 hari)
Opsi pembelian konten: Potong pulsa, kartu kredit
Persentase penjualan yang diterima: 70% – 80%
Aplikasi berbayar: Didukung
In-app-purchase: Didukung
Fleksibilitas harga: Didukung
Situs pengembang aplikasi: http://developer.windowsphone.com/
CatatanMicrosoft menawarkan program spesial untuk mahasiswa / pelajar yang ingin mendaftar sebagai pengembang aplikasi di Windows Phone Store secara gratis melalui program DreamSpark Student. Selain melalui DreamSpark Student, pengembang aplikasi juga dapat merilis aplikasinya secara gratis melalui App Gateway. Untuk bantuan di Indonesia, pengembang aplikasi dapat mengontak perwakilan Nokia di Indonesia seperti yang sudah disebutkan sebelumnya maupun Microsoft Indonesia.

Untuk in-app-purchase, kesemua toko aplikasi di atas sudah memiliki layanan in-app-purchasetersendiri walaupun beberapa di antaranya memiliki kekurangan. Pengembang aplikasi sebetulnya bisa menggunakan layanan pihak ketiga untuk in-app-purchase di aplikasinya jika layanan yang diberikan oleh toko aplikasinya kurang bagus namun amannya perhatikan terms of service di tiap toko aplikasi terlebih dahulu.
Semua aplikasi yang diajukan untuk dirilis di toko-toko aplikasi besar (kecuali Google Play) harus melewati serangkaian proses review aplikasi agar aplikasinya dapat masuk ke toko aplikasi tersebut. Tiap toko aplikasi memiliki peraturan-peraturan yang berbeda untuk aplikasi yang diajukan ke toko mereka. Peraturan dari masing-masing toko aplikasi untuk pengajuan aplikasi biasanya dapat dilihat ketika kita mengisi formulir pengajuan aplikasinya.
Dari kesemua toko aplikasi di atas, saya baru pernah mencoba BlackBerry World, Google Play, dan Nokia Store. Jika ada kekurangan atau tambahan dari pembaca, bisa berbagi di kolom komentar.
Source Jurnaltekno