Jika kita berbicara tentang iklan, maka pasti kita berbicara juga tentang advertiser (pemasang iklan) dan publisher (penerbit iklan). Advertiser memasang iklan dengan tujuan untuk mempromosikan sebuah merek, produk, atau layanan melalui iklan tersebut sedangkan publisher menerbitkan iklan dariadvertiser untuk mendapatkan uang.
Karena artikel ini membahas tentang bagaimana cara memonetasikan aplikasi mobile melalui iklan, maka saya akan membahas tentang iklan dari sisi publisher. Publisher juga adalah sebutan untuk pengembang aplikasi yang memasang iklan di aplikasinya.
Kebanyakan pengembang aplikasi saya yakin sudah mengetahui tentang iklan sebagai model monetasi. Namun, untuk benar-benar memaksimalkan penghasilan dari iklan perlu pengetahuan yang mendalam dan tidak semudah yang ada dipikiran kebanyakan pengembang aplikasi pemula. Ditambah lagi tiap model iklan memiliki strategi masing-masing untuk pemanfaatannya.
Istilah dalam Iklan
[ilustrasi oleh Shutterstock]
Sebelum lanjut mendalami tentang iklan, penting untuk memahami terlebih dahulu istilah-istilah yang digunakan dalam dunia periklanan di aplikasi mobile. Istilah-istilah ini mungkin akan membuat bingung pengembang aplikasi apalagi jika sebelumnya belum pernah berpengalaman di dunia iklan.
Selain istilah advertiser dan publisher yang sudah dijelaskan artinya di awal artikel ini, beberapa istilah yang sering dilihat di dunia iklan adalah sebagai berikut:
Audience
Seseorang atau sebuah grup yang ditargetkan oleh advertiser untuk iklannya. Audience biasanya diukur melalui seperti umur, jenis kelamin, profesi, dan kewarganegaraan.
Seseorang atau sebuah grup yang ditargetkan oleh advertiser untuk iklannya. Audience biasanya diukur melalui seperti umur, jenis kelamin, profesi, dan kewarganegaraan.
Click-to-CallPengguna ponsel secara otomatis menginisiasikan panggilan telepon ke nomor tertentu ketika mengklik sebuah link di iklan.
Click-Through
Proses di mana pengguna ponsel diarahkan ke sebuah landing page ketika mengklik sebuah link di iklan.
Proses di mana pengguna ponsel diarahkan ke sebuah landing page ketika mengklik sebuah link di iklan.
Click-Through Rate (CTR)Cara untuk mengukur kesuksesan sebuah kampanye iklan di online ataupun mobile. CTR dihitung dengan banyaknya pengguna yang mengklik iklan dibagi dengan berapa kali iklannya ditayangkan.
Cost Per Mille / Cost Per Thousand (CPM)
Harga yang dibayarkan oleh advertiser kepublisher untuk penayangan iklan sebanyak 1.000 kali.
Harga yang dibayarkan oleh advertiser kepublisher untuk penayangan iklan sebanyak 1.000 kali.
Cost Per Click (CPC)
Harga yang dibayarkan oleh advertiser tiap satu klik di iklan oleh pengguna ponsel yang dihasilkan oleh publisher.
Harga yang dibayarkan oleh advertiser tiap satu klik di iklan oleh pengguna ponsel yang dihasilkan oleh publisher.
Effective Cost Per Thousand (eCPM)Sebuah ukuran yang merepresentasikan penghasilan yang dihasilkan dari berbagai kanal marketing. eCPM dihitung dengan total penghasilan dibagi dengan total impression dalam seribu.
Fill Rate
Persentase seberapa banyak iklan ditampilkan ke pengguna ponsel tiap iklan diminta olehpublisher.
Persentase seberapa banyak iklan ditampilkan ke pengguna ponsel tiap iklan diminta olehpublisher.
Impression
Seberapa banyak iklan dilihat oleh pengguna
Seberapa banyak iklan dilihat oleh pengguna
Landing Page
Halaman pertama yang dilihat oleh pengguna ponsel setelah mengklik sebuah iklan
Halaman pertama yang dilihat oleh pengguna ponsel setelah mengklik sebuah iklan
Tracking
Cara untuk menilai performa sebuah aplikasimobile atau kampanye iklan
Cara untuk menilai performa sebuah aplikasimobile atau kampanye iklan
Daftar istilah diatas didapatkan dari Adfonic dan MMA. Untuk melihat daftar istilah lebih lengkapnya, bisa melihat dokumen Mobile Marketing Industry Glossary dari MMA atau di situs Adfonic.
Model Iklan
Model iklan untuk aplikasi mobile saat ini sudah berbagai macam bentuknya mulai dari model bannerbiasa hingga offer wall. Beberapa model iklan untuk aplikasi mobile ada yang mengikuti standar iklan dari Mobile Marketing Association (MMA) namun ada juga model iklan yang tidak mengikuti standar tergantung dari penyedia layanan iklannya.
Format iklan yang umum digunakan saat ini biasanya berformat teks, gambar, video, aplikasi, atau HTML. Tiap format iklan biasanya masing-masing lebih sering digunakan untuk model iklan tertentu misal teks dan gambar lebih sering digunakan di model iklan banner standar.
Agar pembahasan tidak terlalu lebar, mari kita telisik beberapa model iklan populer saja untuk saat ini yaitu: banner standar, interstitial banner, offer wall, dan floating banner.
Banner Standar
Banner standar adalah banner yang menutupi sebagian kecil area di aplikasi kita. Iklan model ini paling umum ditemukan di aplikasi mobile. Pemposisian banner standar biasanya di letakkan di bagian bawah atauapun bagian atas sebuah aplikasi. Format iklan yang paling umum dalambanner standar adalah teks atau gambar.
Floating Banner
Mirip dengan banner standar namun perbedaan yang paling mencolok dari floating banner adalahbanner-nya mengambang dan tetap muncul di suatu area tertentu dalam aplikasi walaupun pengguna aplikasinya melakukan operasi scrolling. Biasanya, floating banner dapat ditutup secara otomatis setelah sekian waktu atau ditutup secara manual oleh pengguna aplikasi.
Interstitial Banner
Interstitial banner saat ini sedang populer di banyak layanan penyedia iklan, hal ini dikarenakan intestitial banner dikabarkan menawarkan potensi keuntungan yang lebih besar bagi pengembang aplikasi dibandingkan model lainnya. Interstitial banner biasanya muncul ketika terjadi transisi dalam sebuah aplikasi. Format iklan yang biasa ditemukan dalam interstitial banner adalah gambar, video, atau HTML.
Offer Wall
Bagi yang sering memainkan game di ponsel pintar semacam iOS atau Android. Kemungkinan besar pernah mendapatkan offer wall ketika bermain game. Offer wall adalah model iklan di mana terdapat sebuah daftar yang biasanya berisi aplikasi-aplikasi yang dapat diunduh oleh pengguna aplikasi untuk mendapatkan suatu hadiah.
Beberapa format iklan populer (dari kiri ke kanan): banner standar, interstitial banner, offer wall, floating banner
Untuk melihat lebih detail tentang model-model iklan yang ada saat ini, bisa dilihat di MobileTheory,Flurry, atau di MMA.
Strategi Meraup Untung dari Iklan
Dua hal yang menjadi poin paling penting untuk diperhatikan dalam memaksimalkan pendapatan dari iklan menurut saya adalah: jumlah pengguna baru dan jumlah pengguna aktif. Hal ini sebetulnya penting juga untuk model monetasi lain, namun untuk model iklan ini sangat penting.
Tiap kali pengguna mengklik sebuah iklan dalam aplikasi kita, biasanya pengembang aplikasi hanya mendapat sedikit uang per kliknya. Oleh karena itu untuk mengatasi hal ini, diperlukan banyak pengguna aplikasi kita agar dapat meraup pendapatan dalam jumlah yang besar.
Untuk dapat menarik banyak pengguna dan meningkatkan pengguna aktif, pengembang aplikasi dapat melakukan berbagai macam hal mulai dari promosi aplikasi, mendesain materi promo aplikasi semenarik mungkin, membuat aplikasinya secara berkualitas, hingga terus memperbaharui aplikasinya.
Beberapa poin penting lainnya yang harus diperhatikan untuk iklan adalah pemposisian iklan, penyedia layanan iklan yang digunakan, dan konten iklan itu sendiri. Untuk melihat seberapa penting pemposisian iklan, mari kita lihat kasus di bawah ini:
Kasus 1: Iklan interstitial banner ditempatkan ketika terjadi transisi dari menu utama ke menu berikutnya
Kasus 2: Iklan interstitial banner ditempatkan ketika pengguna menutup aplikasi
Dari kedua kasus di atas, saya yakin kasus 1 akan menghasilkan jumlah penampilan iklan yang lebih banyak dibanding kasus 2. Hal ini karena pengguna ponsel jarang menutup aplikasi secara manual dari dalam aplikasi, terutama untuk Android di mana pengguna cukup menekan tombol home pada ponsel untuk keluar dari aplikasi sehingga iklan tidak sempat ditayangkan jika dipasang pada transisi penutupan aplikasi.
Untuk penyedia layanan iklan, pilih yang benar-benar dapat menyajikan banya iklan dan menampilkan iklan yang menarik sehingga pengguna lebih mau untuk mengklik. Konten iklan yang ditampilkan pun sebisa mungkin disesuaikan dengan target pengguna, jangan aplikasinya tentang agama namun iklannya menampilkan konten dewasa.
Satu lagi yang perlu diperhatikan adalah jangan terlalu mengeksploitasi iklan seperti menempatkan terlalu banyak iklan. Hal seperti ini akan membuat pengguna menjadi malas untuk menggunakan aplikasinya. Kasus ini mungkin tidak berlaku jika pengguna benar-benar sangat membutuhkan aplikasinya.
Sebagai referensi tambahan dan untuk berdiskusi tentang iklan (terutama bagi pengembang aplikasi Android), dapat mengunjungi forum Making Money with Android. Di situ banyak dibahas tentang iklan dan para pengembang aplikasi banyak yang berbagi pengalaman mereka.
Contoh Aplikasi: Paper Toss
Paper Toss, sebuah game keluaran Backflip Studios, sangat terkenal di awal-awal munculnya Android dan iOS. Model permainanannya sangat sederhana di mana pemain ditantang untuk melempar kertas yang diremas ke tong sampah. Untuk sedikit mempersulit pemain, terdapat kipas angin untuk mengganggu laju kertas yang dilempar.
Paper Toss terbukti sukses di pasar dan berhasil menarik banyak peminat. Untuk mengkonversi pemain Paper Toss menjadi pemasukan, Backflip Studios menggunakan iklan dari Google AdMob di dalam Paper Toss.
Model iklan yang digunakan oleh Backflip Studios adalah interstitial banner dan banner standar.Banner standar diletakkan di bagian atas tampilan ketika game berlangsung sedangan interstitial banner diletakkan tiap pemain melakukan transisi dari tampilan permainan ke menu utama.
Penempatan iklan di game Paper Toss
AdMob melaporkan bahwa pada tahun 2010, Backflip Studios sudah mendapatkan lebih dari $100.000 per bulannya melalui iklan dari AdMob dan bertanggung jawab untuk 50% dari total pendapatan yang didapatkan oleh Backflip Studios.
Source Jurnaltekno
0 komentar:
Posting Komentar